Fantastic Fate Part 1
Tittle : Fantastic Fate
Cast :   Seohyun SND
Kyuhyun Super Junior
Yuri SNSD
And find by yourself ^^
Genre : Romance, Comedy, Sad
Type : Chapter
Disclaimer : Semua cast minjem, cerita murni dari otakku.
*****
Annyeong annyeong ! :D
Author kembali dengan full version. Kemarin liat komentar2 dari readers semua, kebanyakan bilang ini sama kaya film taiwan ya? Aduh mian, tapi author bikin ini gak terinspirasi dari film itu ^^v
Ini ide cerita dari temen author, namanya Intan :D
Tapi jalan cerita dan yang lainnya murni dari author, dan masalah film taiwan itu author juga belum nonton hehe XD
Makasih buat readers yang udah komen dan menghargai karya author dan juga buat nae chingu didesignurcover.wordpress.com yang udah bantu bikinin cover FF ini
Maaf kalau ada typo keselip .. Jangan bash cast di FF ini and Keep comment
Happy reading :D
Author  P.O.V
Lantunan musik klasik menggema di salah satu ruangan yang di sekelilingnya di penuhi oleh cermin. Terlihat seorang gadis yang berparas cantik sedang merenggangkan otot-ototnya ringan. Sesaat kemudian gerakan demi gerakan mulai ia peragakan dengan gemulai. Sesekali gerakannya memutar dengan keseimbangan yang sempurna. Tariannya yang lembut itu membuat sepasang mata tak berkedip menatap setiap gerakan gadis tersebut. Sang gadis yang fokus pada tariannya tak menyadari bahwa ada seseorang tengah memperhatikannya.
Alunan musik pun perlahan mulai berhenti. Hal itu  tepat pada gerakan terakhir dari sang gadis cantik yang ternyata seorang balerina. Ia sedikit terkejut saat melihat pantulan seorang namja yang tengah tersenyum penuh arti padanya. Sedetik kemudian, ia menyunggingkan senyuman hangat untuk  namja tersebut. Perlahan namja tersebut menghampiri sang balerina. Kontak mata mereka tak lepas, meski hanya melalui cermin.
“Tarian yang sangat luar biasa Yul~ah”, ucap sang namja seraya mendekap balerina yang bernama Kwon Yuri itu.
“Aku tau itu Oppa”, ujar Yuri ringan.
“Hoh? Sejak kapan kau menjadi gadis yang terlalu percaya diri seperti ini?”
“Sejak menjadi kekasihmu tuan Cho Kyuhyun”, ucap Yuri terkekeh pelan.
Kyuhyun, sang namja hanya mencibir pelan. Ia sentil dahi Yuri pelan.
“Appo ..”, ringis Yuri mengusap dahinya pelan.
Kyuhyun melepaskan pelukannya dan membalikkan badan Yuri. Sedetik kemudian ia mengecup pelan kening Yuri. Hal itu sontak membuat wajah Yuri bersemu merah.
“Sudah tidak sakit lagi kan?”, ucap Kyuhyun lembut.
“Oppa .. ”, Yuri bersemu malu pada Kyuhyun, namja yang sudah hampir satu tahun lebih memacarinya. Kyuhyun hanya terkekeh pelan melihat ekspresi Yuri.
“Jadi, ada perlu apa kau kemari Oppa?”
“Aku merindukanmu Yul~ah. Apa salah jika aku menemui kekasihku sendiri?”
“Hahaha, gombalanmu itu sudah tidak mempan untukku Oppa. Ini kan jam kantormu, tak mungkin kau kesini hanya karena alasan itu”, cibir Yuri.
Kyuhyun hanya tersenyum menanggapi kekasihnya itu. Ia merogoh saku jasnya, dan dua tiket pun ia serahkan pada Yuri.
“Tiket kapal pesiar?”, tanya Yuri heran.
“Ne”, jawab Kyuhyun yang tak pernah lepas menyunggingkan senyuman untuk Yuri.

“Pergilah bersamaku. Aku ingin berlibur denganmu Yul~ah”, sambungnya. Sebenarnya dia mempunyai rencana lain dibalik semua ini.
“Kapan Oppa?”, ucap Yuri antusias.
“Minggu depan”, jawab Kyuhyun tenang. Ia tatap dalam bola mata Yuri yang tengah menatapnya.
“Kau serius Oppa? Bagaimana dengan pekerjaanmu?”
“Aku sudah mengambil cuti. Lagipula, aku kan yang punya perusahaan itu. Jadi itu bukanlah suatu masalah”, jawab Kyuhyun enteng.
“Jadi bagaimana? Kau mau ikut?”
“Tentu saja Oppa”, jawab Yuri riang. Ia peluk erat tubuh Kyuhyun yang ada di hadapannya itu.
“Terimakasih Oppa”, sambungnya pelan. Kyuhyun hanya tersenyum simpul mendengar hal itu.
Tunggu kejutanku disana Yul~~ah, gumam Kyuhyun dalam hati.
*****
Sementara di tempat lain, seorang wanita yang berpenampilan sangat jauh dari kesan modern tengah sibuk membawa setumpuk berkas dari ruang penyimpanan data. Sesekali tangannya membenarkan kacamata tebal yang merosot. Sekilas orang yang melihatnya akan menganggap ia adalah gadis buruk rupa yang ketinggalan jaman. Namun tak banyak yang tau sebenarnya di balik tampilan cupu nya itu, ia memiliki kecantikan alami. Dan tentu saja, gadis ini memiliki kepintaran yang luar biasa. Meskipun terkadang kepintaran itu membodohi dirinya sendiri.
“Seohyun~ah”, teriak seorang namja yang berpakaian modis mendekati gadis tersebut.
“Oppa, ada apa?”, jawab gadis berkacamata yang tak lain bernama Seohyun.
“Kau tau, uang bulananku sudah menipis karena harus membayar biaya rumah sakit eomma”, ucap Minho yang merupakan kekasih Seohyun.
Seohyun seakan mengerti perkataan Minho, ia pun menganggukkan kepalanya.
“Nanti aku transfer ke rekeningmu Oppa”, jawab Seohyun tulus. Senyuman penuh arti terpeta jelas di wajah Minho.
“Terimakasih cantik”, ucap Minho seraya mengecup pelan pipi kiri Seohyun dan beranjak meninggalkan Seohyun.
Seketika kulit putih susu milik Seohyun memerah merona. Ia menundukkan kepalanya sambil mengelus pelan pipi kirinya itu.
Minho Oppa selalu saja bisa membuatku tersipu seperti ini. Aku sungguh mencintainya, gumamnya dalam hati.
Karena ia tak berkonsentrasi, ia tak menyadari jika ada kabel di lantai yang menghalangi jalannya.
Bruug
Semua kertas-kertas yang merupakan berkas penting itu berserakan di lantai. Beberapa orang tertawa melihat hal itu. Sesaat Minho membalikkan badannya dan melihat Seohyun yang tengah merapikan semua kertas yang berserakan di lantai tersebut.
“Dasar gadis bodoh. Kau terlalu mudah untuk kutipu”, gumam Minho ringan sambil kembali melangkah beranjak meninggakan ruangan tersebut.
Minho memang kekasih Seohyun. Tapi ia tak mencintai Seohyun sama sekali. Ia hanya memanfaatkan uang Seohyun. Penghasilan Seohyun memang diatas penghasilan Minho. Selain itu, kepolosan Seohyun menjadi sasaran empuk Minho untuk memanfaatkan Seohyun. Kharisma yang dimiliki Minho membuatnya dengan sangat mudah dapat menaklukan hati Seohyun. Sementara Seohyun, ia memang benar-benar mencintai Minho. Tak pernah terbersit sedikitpun di hatinya bahwa Minho memanfaatkannya selama ini.
*****
Kyuhyun P.O.V
“Oke, semuanya sudah beres”, ucapku sesaat setelah aku menandatangani sebuah proposal di atas meja kerjaku ini.
Akhirnya semua pekerjaanku ini beres juga. Tentu aku harus menyelesaikan semua pekerjaanku sebelum liburanku bersama Yuri nanti. Liburan yang telah kurencanakan dari jauh hari. Tentu ini bukanlah liburan biasa. Aku telah menyiapkan sebuah kejutan untuknya. Mataku menerawang membayangkan saat-saat nanti, dimana aku akan melamar Yuri. Ya, rencanaku adalah akan melamar Yuri di kapal pesiar nanti. Aku telah menyiapkan segala sesuatu nya dengan matang. Aku telah menyiapkan sebuah tempat dimana aku akan berlutut untuk memintanya menjadi pendamping hidupku kelak. Hubungan cintaku dengan Yuri yang telah menginjak satu tahun lebih membuatku semakin mantap untuk menjadikan ia sebagai ibu dari anak-anakku. Aku telah sangat mengenalnya. Ia adalah seorang yeoja yang terlihat sedikit angkuh dan ambisius. Namun di balik semua itu, dia mempunyai hati yang tulus. Aku benar-benar mencintainya.
Ku lirik jam yang berada pada dinding ruang kerjaku. Sudah pukul 8 malam. Tinggal dua hari lagi menjelang hari itu. Aku rasa aku harus mengecek semuanya sekali lagi. Aku tidak ingin ada kesalahan sedikitpun.
“Yul~ah, tunggu kejutan dariku”, gumamku pelan.
Ku raih kunci mobil yang ada di atas meja kerjaku. Segera ku beranjak meninggalkan ruanganku dengan hati yang riang. Walaupun secara fisik aku sangat lelah, namun hatiku merasakan sebaliknya. Ini semua berkatnya, berkat Kwon Yuri kekasihku.
*****
Seohyun P.O.V
“Hhhh, kenapa semua pekerjaan ini harus aku yang mengerjakannya?”, keluhku pelan. Aku memang seorang gadis yang tak pernah bisa untuk menolak permintaan orang lain, terlebih jika mereka memintanya dengan dalih memohon pertolonganku. Seperti sekarang ini, aku sedang mengerjakan beberapa pekerjaan milik temanku. Teman? Entahlah, aku rasa mereka akan menganggapku teman jika ada butuhnya saja. Selebihnya mereka tak pernah mau bergaul denganku. Sejenak kuhentikan kegiatan mengetikku. Ku benarkan letak kacamata tebalku. Sungguh ini sangat melelahkan. Ku lirik sekilas jam yang jarum panjangnya sudah menunjukkan pukul 8 malam. Ya Tuhan, sudah semalam ini ternyata. Ku longokkan kepalaku melihat meja sekitar mejaku. Kosong. Semua orang sudah pulang dan tinggal aku yang berada di kantor ini? Tentunya dengan penjaga yang bertugas menjaga gedung ini.
“Haahhh, Seohyun bodoh!”, gerutuku kesal.
Kuhembuskan nafas beratku saat kulihat hasil kerjaku yang belum rampung. Haruskah aku lembur untuk mengerjakan tugas temanku?
Kriiuukk
Sebuah suara yang berasal dari perutku membuyarkan pikiranku. Ku usap perut datarku.
“Aku memang harus pulang nampaknya”, ujarku dengan wajah yang lesu.
Tentu saja aku lapar, terakhir aku makan saat makan siang. Dan setelah itu aku hanya fokus pada layar komputer. Kubereskan semua yang ada pada meja kerjaku sebelum ku beranjak meninggalkan kantor ini.
Drrrtt .. Drrtt
Hatiku langsung berseri saat nama Minho Oppa tertera pada layar smart phone milikku.
“Yoboseyo”, ucapku riang.
Yoboseyo Seohyun ah, apa kau ada acara hari Sabtu nanti?”
“Sabtu? Aku tidak ada jadwal Oppa. Memangnya ada apa?”
Bagaimana kalau kita kencan? Temanku bilang ada kapal pesiar yang cocok untuk kita berkencan Seohyun~ah. Bagaimana?”Kencan? Dia mengajakku berkencan? Ommona, dapat dipastikan sekarang ada ratusan kembang api meledak di hatiku.
Seohyun~ah?
“Ah iya Oppa. Ten .. Tentu saja aku mau berkencan denganmu”, seruku. Kuyakini mukaku telah bersemu merah saat ini.
Baiklah. Tapi, bisakah kau membawa sedikit uang? Aku takut uangku tidak cukup untuk disana. Dan berdandanlah yang cantik, ok?
“Pas…”

Tut tut tut
“Yaaah, sambungannya terputus. Aku kan belum selesai berbicara dengannya”, sengutku kesal. Namun seketika wajahku kembali merona saat mengingat bahwa aku akan berkencan dengannya. Aku membayangkan suasana romantis dengannya nanti.
“Aku harus tampil secantik mungkin nanti”, seruku penuh semangat seraya melangkahkan kaki meninggalkan gedung ini.
*****
Author P.O.V
“Yuri~ssi, ketua ingin bertemu denganmu”, ucap salah seorang balerina yang merupakan teman sekaligus rival Yuri.
“Ketua? Baiklah, terimakasih Yoona ssi”, ucapnya seraya senyum seadanya pada gadis yang bernama Yoona tersebut.
Kaki jenjang Yuri melangkah menuju sebuah ruangan yang tergolong cukup luas untuk sebuah ruangan kerja. Ini merupakan ruangan sang ketua yayasan tempat Yuri belajar menari balet hingga menjadi seorang balerina seperti sekarang ini.
Tok tok tok
“Masuklah”, ucap suara bass seorang namja dari dalam ruangan tersebut.
Yuri memutar kenop pintu tersebut, ia melihat seorang namja yang terlalu muda untuk disebut ketua itu sedang berdiri tenang dan tersenyum hangat menyambut kedatangannya.
“Ada apa Yunho Sajangnim?”, ucap Yuri sopan.
“Baiklah, ini. Kau baca terlebih dahulu”, ucap Yunho sembari menyerahkan sebuah amplop putih pada Yuri.
Yuri terlonjak kaget saat membaca isi surat tersebut. Bagaimana tidak, surat itu memberitakan sebuah kesempatan bagi dirinya untuk mendalami balet di Paris. Dan tentu saja ia juga mempunyai kesempatan berkarir di kota yang terkenal dengan keromantisannya.
“A..Apa ini benar-benar untukku?”, ucap Yuri terbata seakan tidak percaya pada apa yang baru saja ia baca.
“Tentu saja. Aku yang memilihmu untuk berangkat ke Paris, karena aku tau kau mempunyai bakat yang luar biasa”, ucap Yunho tersenyum simpul.
Yuri tak dapat menahan gejolak bahagianya, ia secara spontan memeluk Yunho yang ada di hadapannya. Hal itu sontak membuat Yunho terkejut. Saat tangannya bergerak untuk menggapai punggung Yuri, kesadaran Yuri telah kembali. Dengan sigap ia segera melepaskan pelukan itu dan menjauhkan dirinya dari Yunho.
“Maaf Sajangnim, aku .. aku terlalu senang”, ucap Yuri sedikit malu atas perbuatan yang baru saja ia lakukan.
“Gwenchana. Ya sudah, mulai sekarang kau harus mempersiapkan dirimu. Fokus latihan dan jaga kesehatanmu. Keberangkatanmu sudah ditentukan, dan itu hari Minggu”
“Tiga hari lagi. Baiklah, aku akan latihan semaksimal mungkin sebelum keberangkatanku ke Paris”, ucap Yuri mantap.
Ya, itu memang impian terbesarnya sebagai seorang balerina. Ia adalah seorang yang ambisius. Ia akan melupakan apapun demi impiannya tersebut, termasuk keluarga bahkan kekasihnya sendiri.
*****
2 days later
Yuri P.O.V
“Yuri~ssi, bagaimana? Apa kau sudah siap?”
Suara bass milik seorang namja membuatku terkejut dan seketika menghentikan aktivitasku.
“Yunho Sajangnim?”, ucapku saat kulihat ia tengah berada tepat di hadapanku.
“Jangan bilang kau lupa untuk keberangkatan kita sore hari nanti Yuri~ssi”, ucapnya santai.
“Mwo? Sore ini? Bukankah kita akan berangkat besok?”, ucapku terperangah.
“Apa Yoona tidak memberitahu mu?”, ucapnya sedikit heran.
Aku hanya menggeleng bingung. Mwo? Tunggu, hari ini? Lalu bagaimana dengan Kyuhyun Oppa?
“Ada perubahan jadwal. Kita harus berangkat hari ini juga Yuri~ssi. Aku telah memberitahu Yoona untuk menyampaikan hal ini padamu. Benar ia tak memberitahukan hal ini?”
“Tidak sajangnim, sungguh Yoona tidak memberitahu ku tentang hal ini. Apa harus hari ini? Apa tidak bisa diundur menjadi besok?”, ucapku sedikit panik. Tentu saja aku panik, aku disudutkan pada pilihan yang sangat sulit saat ini.
“Tidak bisa. Jadwal sudah diatur, dan tiket pesawatmu sudah ada di tanganku. Jika kau berangkat besok, kemungkinan besar kau tak bisa mengikuti audisi”
“Tapi..Tapi aku sudah ada janji untuk malam ini”, ucap Yuri ragu.
“Itu terserah padamu. Jika kau tak ikut, kau akan di diskualifikasi. Pertimbangkan baik-baik keputusanmu Yuri~ssi. Ini merupakan kesempatan emas. Aku yakin kau dapat memilih jalan yang terbaik untukmu. Aku menunggumu di airport sore ini, jika kau tak datang dalam waktu satu jam, aku anggap kau tak ikut”, ucapnya seraya menyerahkan tiket pesawat padaku sesaat sebelum ia beranjak pergi.
Aku terpaku melihat tiket pesawat yang ada di tanganku saat ini. Sebuah impian ada di dalam genggaman tanganku saat ini. Haruskah aku lepaskan impianku ini? Tapi bagaimana dengan Kyuhyun Oppa. Aku bahkan belum sempat memberitahukan hal ini padanya. Mengingat binar matanya saat itu, membuatku tak ingin mengecewakannya.
“Apa yang harus aku pilih?”, ucapku lirih.
*****
5 p.m KST
Dengan balutan mantel tebal, ku langkahkan kakiku menuju seseorang yang tengah menungguku ditempatnya. Aku menarik nafas berat sebelum menepuk pundaknya.
“Yuri~ssi? Aku tahu kau akan datang”, ucap Yunho tersenyum padaku.
“Aku tak ingin melepaskan impianku begitu saja”, ucapku mantap.
Walaupun jauh di dalam hatiku, ada rasa tidak tenang mengingat Kyuhyun Oppa tidak bisa dihubungi. Tapi jika aku terlambat, itu sama saja aku membuang impian terbesarku sebagai seorang balerina. Namun aku yakin Kyuhyun Oppa akan memaklumi keputusanku. Dia akan mendukungku, walaupun mungkin aku mengecewakannya.
“Sudah siap?”, ucapan Yunho sontak membuat lamunanku membuyar.
Aku hanya mengangguk sebelum menaiki pesawat yang akan membawaku ke Paris. Kembali kulihat ponselku yang tak kunjung berdering.
Maafkan aku Kyuhyun~ah, ucapku dalam hati sesaat sebelum kakiku mantap melangkah menuju pesawat.
*****
Author P.O.V
Dengan balutan dress selutut bernuansa peach, Seohyun masih membenarkan balutan riasan pada wajahnya. Seohyun memang bukan tipe yeoja yang pandai berias. Namun demi Minho, ia memaksakan dirinya untuk berias dan tampil secantik mungkin untuk kekasihnya itu.
“Cara memakai ini bagaimana?”, ucapnya saat ia akan mencoba memakai eyeliner. Ia membeli semua alat kosmetik, namun ia tak tahu bagaimana cara menggunakannya.
Drrttt
Drttt
From : Minho Oppa
Cepatlah, kenapa kau telat sekali! Aku sudah lama menunggumu disini
“Mwo? Minho Oppa sudah datang? Uwaahh, bagaimana ini? aku harus cepat-cepat”, ucap Seohyun panik.
Segera ia bereskan acara bersoleknya dengan tergesa-gesa. Tak lupa ia merapihkan rambutnya dan juga membenarkan letak kacamata tebalnya itu. Sebenarnya bisa saja ia memakai lensa kontak untuk mengganti kacamata tebalnya itu, namun bagi Seohyun lebih nyaman ia memakai kacamata daripada memakai lensa.
“Aku siap! Semoga hari ini acara kencanku bersama Minho Oppa lancar dan menyenangkan”, ucap Seohyun dengan menarik nafas dalam-dalam sebelum ia beranjak menuju kapal pesiar tersebut.
*****
“Oppa, apa kau sudah lama menungguku?”, ucap Seohyun dengan nafas yang tersenggal karena ia sedikit berlari setelah turun dari taksi.
“Tentu saja! Cepat ikut aku, akan ku kenalkan kau dengan teman-temanku”, ucap Minho menarik lengan Seohyun.
Seohyun sedikit risih saat ia memasuki sebuah ruangan yang lebih mirip dengan sebuah pub. Sebuah pub di dalam kapal pesiar? Sangat jauh dari apa yang diharapkan Seohyun. Harapan kesan romantis dan nyaman sirna sudah. Minho yang masih menarik lengan Seohyun, membawa gadis itu kepada sekelompok orang yang tengah ber’pesta’ ria.
“Hey! Ini dia gadis yang bernama Seohyun, kekasihku”, ucap Minho lantang pada sekelompok orang yang disebut-sebut sebagai teman Minho tersebut.
“Annyeong haseyo”, ucap Seohyun sedikit kaku. Tentu saja ia tak terbiasa dengan keadaan seperti ini.
“Oh, jadi kau ‘wanita’ itu? Menarik”, ucap salah seorang teman Minho yang tengah mengamati tubuh Seohyun dari atas sampai bawah. Namja itu bahkan sempat bangkit dan menyentuh dagu Seohyun. Hal itu sempat membuat Seohyun bergidik. Namun dengan sigap Minho melepaskan tangan temannya itu dengan tatapan mata yang hanya bisa dimengerti oleh keduanya. Namja itu hanya tersenyum licik dan kembali pada tempat duduknya.
“Duduklah”, ucap Minho manis pada Seohyun. Seohyun hanya mengangguk dan menuruti perkataan Minho.
Suasana di tempat itu sungguh membuat Seohyun merasa tidak nyaman. Ia melihat beberapa orang yang tengah berdansa dalam keadaan mabuk. Bahkan ada pula beberapa pasangan yang bercumbu ria tanpa mempedulikan orang-orang yang ada di sekelilingnya.
“Minumlah ini”, ucap Minho tersenyum penuh arti pada Seohyun. Ia menyodorkan sebuah gelas berukuran kecil yang berisikan soju. Awalnya Seohyun menolak, namun Minho tetap memaksanya. Dengan enggan Seohyun pun akhirnya mengambil gelas tersebut.
“Ayo cepat minum, chagi~ya”, bisik Minho lembut di telinga Seohyun.
Dengan ragu, Seohyun pun akhirnya meneguk sedikit soju tersebut. Beberapa orang dari teman dari Minho tertawa melihat hal itu, termasuk namja tadi yang menggoda Seohyun.
“Good girl”, ucap Minho mengecup sekilas pipi Seohyun.
“Op..Oppa”, ucap Seohyun gugup. Wajahnya sudah bersemu merah saat ini. Sedangkan Minho, ia hanya tersenyum penuh arti pada Seohyun.
****
Sedangkan di tempat lain, Kyuhyun tak henti menatap ruangan di salah satu dek kapal pesiar yang telah ia sewa itu. Semuanya tersusun sangat rapih. Sesekali ia kembali membernarkan beberapa sudut yang ada di meja ‘spesial’nya itu agar nampak lebih sempurna. Tepat beberapa saat lagi ia akan melamar Yuri. Sungguh perasaannya saat ini sangatlah bercampur aduk. Kyuhyun sengaja tidak menjemput Yuri, karena menurutnya hal itu akan membuatnya semakin tegang. Ia kembali berjalan mondar mandir sambil menghapal kalimat sakral untuk melamar Yuri.
“Yul~ah, maukah kau… Ah tidak tidak!”
“Emm, maukah kau menjadi …. Ah tidak !”
“Yul~ah, kau tau tujuan hidupku adalah menjadikanmu sebagai pendamping hidupku. Bersediakah kau menjadi bagian dariku? Pelengkap hidupku, ibu dari anak-anak ku?”, ucap Kyuhyun mantap. Sesaat kemudian, ia memantapkan kalimat yang terakhir untuk menjadi kalimat disaat ia meminta Yuri untuk menjadi pendamping hidupnya. Ia rogoh saku jas nya untuk mengambil sebuah kotak berukuran kecil. Ia buka kotak berwarna biru sapphire itu perlahan. Sebuah cincin manis yang sederhana namun terlihat sangat elegan bersinar dari dalam kotak tersebut. Ya, itu merupakan cincin yang akan Kyuhyun sematkan pada jari manis Yuri. Ia tersenyum sendiri saat membayangkannya. Kembali ia tutup dan menyimpan kotak tersebut rapih di dalam jas nya.
“Sekarang hanya tinggal menunggumu Kwon Yuri”, ucap Kyuhyun mantap.
*****
Seohyun P.O.V
“Oppa, aku permisi ke toilet sebentar”, ucapku pada Minho Oppa yang diiringi oleh anggukan olehnya.
Kulangkahkan kakiku menuju toilet di dalam kapal pesiar ini. Setelah meneguk soju tersebut, entah mengapa aku merasa sedikit pusing dan panas. Kubasuh wajahku. Ku tatap sejenak pantulan diriku dari dalam kaca besar di toilet tersebut. Aku kembali tersenyum simpul saat mengingat kecupan Minho Oppa di pipiku. Ku elus lembut bagian pipi yang dikecup oleh Minho Oppa. Aku merasa sangat bahagia saat ini, walaupun memang semua tak berjalan sesuai harapanku namun ini merupakan pertama kalinya Minho Oppa memperlakukanku semanis itu.
Setelah selesai memperbaiki riasan tipisku, kembali kulangkahkan kakiku menuju tempat dimana Minho Oppa dan teman-temannya berada. Namun baru saja aku melangkahkan kakiku beberapa langkah, aku menangkap sosok Minho Oppa yang sedang berbicara dengan namja yang tadi menggodaku. Aku pun berjalan mendekati mereka.
“Jadi, jika aku menang aku akan mendapatkan apa?”
Suara Minho Oppa sontak membuatku menghentikan langkahku. Aku sedikit penasaran dengan apa yang mereka bicarakan.
“Satu juta won, bagaimana?”, ucap namja yang tadi menggodaku.
Kusembunyikan tubuhku di balik tembok agar mereka tak menyadari keberadaanku.
Taruhan? Apa yang mereka pertaruhkan?, ucapku dalam hati.
“Hahaha, baiklah Jaedong~ah! Aku setuju. Lalu apa yang kau inginkan jika aku kalah?”
“Hanya satu. Aku ingin wanita cupu itu menjadi budak seks ku selamanya”
“Baiklah, ambil saja dia! Aku hanya memanfaatkan kekayaannya saja saat ini”
Tunggu, wanita cupu? Apakah itu aku? Aku menjadi barang taruhan Minho Oppa?
Andwaee!! Saat aku akan muncul di hadapan mereka, samar-samar kudengar mereka berbicara kembali. Hal itu sontak membuatku kembali bersembunyi di balik tembok.
“Bagus! Kau masih ingat aturan main taruhan ini bukan?”
“Tentu saja. Aku akan membuat Seohyun mabuk, dan jika ia jatuh di tanganmu maka kau akan kalah, namun jika ia jatuh di tanganku aku lah yang akan menang”, ucap suara yang kuyakini itu adalah suara Minho Oppa.
Plak
Kulayangkan tamparan keras pada pipi kanan Minho. Dia sungguh tak pantas kupanggil ‘Oppa’.
“Seo..Seohyun? Bagaimana bisa kau ada disini?”, pekik Minho terkejut mendapatkan perlakuan kasar dariku.
“Jadi, aku hanya sebagai barang taruhanmu? Kau hanya memanfaatkanku? Dan kau juga tak pernah mencintaiku?”, ucapku emosi. Air mataku sudah tumpah membuat riasan di wajahku berantakan.
“Cih! Mencintaimu? Yang benar saja! Tentu saja tidak! Tak ada sedikit pun rasa untuk gadis bodoh sepertimu! Aku hanya memanfaatkanmu saja”, ucap Minho tak kalah emosi, dapat kurasa dengan jelas nada meremehkan dari suaranya.
“Cukup! Aku tak mau mendengarkan ucapan dari mulut kotormu itu! Aku tak pernah mau melihatmu lagi”, teriakku sesaat sebelum aku berlari meninggalkan kedua namja bajingan tersebut. Aku berlari tak tahu tujuanku, hingga kaki ku melangkah kembali menuju pub tersebut. Aku duduk di atas kursi bar tersebut.
“One bottle of Soju, Please!”, ucapku parau. Air mata masih turun deras dari kedua mataku. Sungguh ini sangat menyakitkan, sebuah fakta yang tak pernah terbayangkan olehku. Aku dimanfaatkan oleh seseorang yang kuanggap sebagai kekasih, orang yang kucintai.
“Here you are”, ucap sang pelayan menyodorkan sebotol soju padaku.
Tanpa berlama-lama lagi, kuteguk beberapa gelas soju. Orang bilang dengan mabuk, maka masalah akan menguap dari pikiran kita. Aku berharap seperti itu, dengan mabuk mungkin besok aku tak akan mengingat kejadian menyakitkan ini lagi.
****
Kyuhyun P.O.V
Sedetik, dua detik, berganti menjadi menit berlalu, namun sosok Yuri tak juga kunjung datang. Hal itu membuatku  khawatir setengah mati, kembali kulihat jam tangan di pergelangan tangan kiriku. Sudah hampir satu jam berlalu, namun Yuri masih tak kunjung kelihatan batang hidungnya. Kurogoh saku celanaku untuk meraih ponsel.
“Sial! Kenapa batrainya harus habis disaat genting seperti ini?”, umpatku frustasi.
Tentu saja aku gusar saat ini. Bagaimana tidak, seseorang yang aku tunggu masih tak kunjung datang dan tak ada kabar. Aku berjalan mondar-mandir mencari ide untuk menghubungi Yuri. Aku menatap sayu sebuah makan yang sudah tersedia indah di atas dek kapal. Hatiku gelisah, antara kecewa, kesal dan juga khawatir. Kuhembuskan nafasku kasar.
Sebuah ide terlintas di dalam kepalaku, aku harus menghubungi Yuri. Ya, layanan telepon kamar. Dengan tergesa-gesa kulangkahkan kakiku menuju kamar untuk menghubungi Yuri. Namun nihil, ternyata nomor Yuri tidak dapat dihubungi.
“Argghhhh!”, teriakku frustasi. Ku acak-acak rambutku kasar. Semua rasa kesal dan kecewa bercampur menjadi satu. Sebuah kejutan indah yang sudah ku rencanakan kini pupus sudah.
Ku hempaskan tubuhku kasar ke sofa. Ku raih kotak dari dalam saku jas ku.
“Mengapa kau tak datang Yul~ah?”, lirihku saat ku tatap nanar cincin yang ada di dalam kotak tersebut.
Aku bangkit dan beranjak mengambil sebotol wine yang tersedia di dalam kamar tersebut. Ku teguk segelas demi segelas wine tersebut. Aku merasa sangat kecewa saat ini, kecewa oleh seseorang yang sangat kucintai.
*****
Author P.O.V
“Bodoh, aku memang gadis bodoh. Dia mendekatiku hanya untuk menipuku. Bahkan dia mempertaruhkan diriku”, ucap Seohyun kembali meneguk suju yang berada di tangannya. “Hahaha, bukan aku yang bodoh. Tapi dia, Minho bodoh Minho bodoh”, ucapnya kembali dengan suara paraunya.
Seohyun yang sudah dalam keadaan mabuk, mulai mengucapkan kata-kata aneh dari mulutnya. Ia bahkan menyumpahi Minho dengan kata-kata yang tak pantas untuk diucapkan, dan tentu saja itu bukan merupakan sifat Seohyun. Sebotol soju telah ia habiskan. Ia mulai merasakan pening yang amat sangat menyiksa di bagian kepalanya. Dengan berjalan gontai ia kembali ke dalam kapal. Ia berjalan tanpa tahu tujuan. Ia melihat ada sebuah pintu kamar tak jauh dari pub tersebut. Karena tingkat kesadarannya yang rendah, Seohyun tanpa ijin langsung membuka kamar tersebut dan berjalan menuju tempat tidur. Sedangkan si pemilik kamar yang keadaannya sama-sama mabuk melihat heran Seohyun. Si pemilik kamar yang tak lain adalah Kyuhyun menangkap bayangan Yuri yang sebenarnya itu adalah Seohyun.
“Mengapa kau baru datang Yul~ah?”, ucap Kyuhyun dengan ‘aksen’ mabuknya.
“Mwo? Yul~? Siapa? Kau siapa? Kau bukan Minho bodoh kan?”, ucap Seohyun tak kalah anehnya dengan Kyuhyun.
Kyuhyun hanya menyeringai kecil sebelum ia beranjak dengan gontai untuk menutup pintu kamar dan menguncinya.
“Kau milikku Yul~ah”, ucap Kyuhyun mabuk dan jatuh di atas tubuh Seohyun. Ia melepaskan kasar kacamata milik Seohyun.
“Apa yang kau ….. emmpphh”, belum sempat Seohyun menyelesaikan perkataannya, Kyuhyun terlebih dahulu menyumpal mulut Seohyun dengan bibirnya.
Awalnya Kyuhyun hanya mengecup bibir Seohyun bertubi-tubi, namun lama-kelamaan ia mencium ganas bibir Seohyun, bahkan menggigitnya. Tangannya pun sudah bergerayangan di tubuh Seohyun. Sedangkan Seohyun? Ia menikmatinya. Karena pengaruh alkohol yang sangat kuat, mereka tidak menyadari apa yang mereka lakukan saat ini. Perbuatan yang sangat menentukan takdir mereka.
*****
“Eungghh”, lenguh Seohyun saat ia terbangun, meskipun kesadarannya belum pulih sepenuhnya.
Ia merasakan beberapa bagian tubuhnya yang terasa sakit dan ngilu. Aroma alkohol menyeruak masuk ke dalam indera penciuman Seohyun. Seohyun mengerjapkan matanya sesekali untuk mengumpulkan sebagian nyawanya yang masih melayang. Ia berusaha untuk bangkit dari tidurnya, namun ia merasa ada yang janggal. Seketika kesadarannya mulai pulih. Ia meraih kacamata tebalnya di atas meja dekat tempat tidur tersebut. Matanya membulat sempurna saat ia dapati keadaannya saat ini.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk !!”
“Ige mwoya??????!!”, pekik Seohyun saat menyadari bahwa tubuhnya saat ini hanya tertutupi oleh sebuah selimut bersama seorang namja.

Teriakan Seohyun otomatis membuat Kyuhyun terbangun, ia yang berusaha mengumpulkan kesadarannya mulai bersuara.
“Mengapa kau berteriak sepagi ini?”, ucap Kyuhyun setengah sadar. Sedangkan Seohyun masih teriak histeris saat ini.
“Aishh! Berisik! Apa yang ….. kyaaaaaaaaaaaaa !!”, Kyuhyun tak kalah berteriak saat menyadari apa yang telah terjadi. Ia tak menggunakan sehelai kain di tubuhnya. Dan saat ini ada seorang yeoja yang berteriak dan sama-sama tak menggunakan pakaian di sebelahnya, dan itu bukan Yuri.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Dan kau? Kau siapa?”, pekik Kyuhyun.
“Aku yang harusnya bertanya padamu! Kau siapa? Haaaaaaaaaa bagaimana ini?”, ucap Seohyun yang mulai terisak. Bagaimana tidak, hartanya yang paling berharga sebagai seorang gadis baru saja direnggut oleh seorang namja yang tak ia kenal.
Kyuhyun yang masih bingung dan sedikit pening akibat dari alkohol hanya terdiam memegangi kepalanya yang seakan mau pecah.
“Oh Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi padaku?”, ucap kyuhyun gusar.