Perkenalan

Hai,para sone yang lama dan yang baru tau .!
nah ini dia sone di blog ini saya ingin berbagi foto-foto kumpulan
saya sone ! dan juga beberapa video sone silahkan lihat!! ^_^!

Sabtu, 08 Desember 2012

[FREELANCE] WRONGFUL LIFE PART 1



Wrongful Life
Author : AyuYou11
Main Cast : Seohyun SNSD, Kyuhyun SJ, Sooyoung SNSD, Yonghwa CNBLUE
Genre : Romance, Family, Sad, Chaptered
Type : Chaptered
Rating : General

Annyeong readers yang kece-kece ^^ author kembali dengan sekeranjang(?) FF yg gaje+gapenting. Karena banyak respon bagus di FF “First Kiss and Balloon Love” jadi author ketagihan(?) buat FF. Mian kalo kurang memuaskan(?) cekidot ^.~
Disclaimer : semua cast, author Cuma minjem. NO PLAGIAT! Ini FF murni dari otak author. SIDERS, Pergi!! *sadis*
HAPPY READING ^^
Wrongful Life
Seohyun Pov
Aku menangis sejadi-jadinya. Buliran-buliran air mataku jatuh mewakili betapa sakitnya hatiku.
Kyuhyun oppa…
Hatiku sangat sakit. Sampai-sampai aku tak kuat menopang tubuhku sendiri. Aku jatuh, tubuhku tersungkur ke tanah.
Kyuhyun oppa…
=====Ke esokan harinya=====
Aku menggeliatkan tubuhku, cahaya yang sangat terang berhasil menyadarkanku dari mimpi yang tak akan pernah berlanjut.
Aku melihat tirai jendela dikamar sudah terbuka lebar. Cahaya matahari masuk memenuhi ruangan kamar.
“mengapa aku bisa dikamar? Kamar siapa ini?” lirihku.
Aku melihat ke kaca yang ada disampingku. ‘apa yang terjadi padaku?’
Aku melihat kaca itu seakan-akan aku sedang melihat hal yang kemarin aku lihat.
=====Flash Back=====
“oppa, bogoshipo” teriak seorang yeoja yang baru saja turun dari sebuah mobil sedan hitam.
Aku dan Kyuhyun oppa pun menoleh kearah nya. Sooyoung?
Ya, sooyoung adalah mantan yeoja chingu kyuhyun oppa. Aku melihat kearah kyuhyun oppa. Ia tersenyum melihat sooyoung.
Apa ia masih mencintai sooyoung?
Mereka berpelukan, DI DEPANKU. Kyuhyun oppa kelihatan sangat bahagia dapat memeluk sooyoung lagi. Aku tak tahu, tapi kurasa mataku sudah memanas.
Mereka berpelukan erat, lama. Tanpa memikirkan perasaanku disini. Aku masih tetap setia menunggu nya melepas kan pelukan itu sampai tak sadar air mataku sudah berjatuhan.
Kyuhyun oppa melihatku menangis, ia langsung kaget.
“gwaenchanna, oppa. Lanjutkan saja!” ucapku dan pergi berlari.
Hatiku sangat sakit. Buliran air mataku terus berjatuhan, mewakili bagaimana sakitnya hati ku saat ini.
Aku tak tahu kemana kaki ku ini melangkah pergi, yang kutahu hanya satu. Ia Sudah Kembali…
=====Flash Back End=====
Aku mulai menangis lagi. Aku mengingat kejadian yang tak ingin kuingat. Pikiranku penuh dengan bayang-bayang kejadian itu.
Tiba-tiba, kenop pintu ruangan ini berputar. Menandakan akan ada orang yang memasuki ruangan ini.
“Seohyun? Kau sudah sadar?” ucap seorang namja, aku mengenal suara ini, suara ini…
“oppa?” sahutku setelah melihat wajahnya.
“Yonghwa oppa?” ucapku semakin ku perjelas.
“ne, Seohyun. Ini aku, oppamu” sahutnya sambil berjalan menuju ranjang tempatku duduk saat ini.
Aku memeluknya, sangat erat. Melepaskan rasa rindu yang tak pernah terbayar selama bertahun-tahun kehilangan sesosok oppa.
Biar kuceritakan sedikit tentang hidupku(?)
Aku adalah seorang yeoja yang cantik dan pintar. Aku mempunyai oppa, namanya Yonghwa oppa. Ia pergi ke Australia untuk bertemu appa saat umur ku masih 8 tahun. Appa ku bekerja di Australia. Itu yang membuat keluarga ku menjadi keluarga kaya. Berkat kerja keras appa.
Umma ku meninggal saat umurku 5 tahun. Seluruh keluargaku sangat terpukul mendengar berita itu dari rumah sakit. Ya, umma ku kecelakaan. Semenjak saat itu, appa mulai untuk kesana-sini mencari pekerjaan. Dan dengan berat hati, aku dan oppaku melepas kepergian appa ke Autralia setelah bersedih karena kepergian umma.
Aku dan Yonghwa oppa dititipkan ke nenek dan kakekku. Disana kami dirawat dengan baik.
Yonghwa oppa bertekad ingin bertemu appa, tapi kakek dan nenek ku tidak membiarkannya. Dan Yonghwa oppa melarikan diri.
Semua itu menambah sakit hatiku.
Pertama, umma pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya. Aku sangat terpukul.
Kedua, appa yang pergi untuk bekerja di Australia. Kali ini aku lebih terpukul. Karena tanpa appa, aku merasa sebagai anak yatim piatu.
Ketiga, Yonghwa oppa melarikan diri dari rumah. Ini sangat menyakitkan. Selebih saat aku mengetahui ia pergi ke Australia. Entah dibiayai oleh siapa. Tapi aku benar-benar merasa hidup sendiri tanpa ada orang sama sekali disisiku. Aku merasa aku begitu sangat tidak pentingnya sampai-sampai mereka semua pergi meninggalkanku.
Saat umurku 15 tahun, kakekku meninggal. Ini sangat menyedihkan karena kakek ku sudah ku anggap sebagai appa. Rasanya seperti ditinggal appa untuk pergi selama-lamanya.
Berhari-hari mataku selalu terlihat sembab. Bahkan aku pernah hampir 1 bulan tidak masuk sekolah karena terlalu sedih dan depresi.
Saat umurku 20 tahun, nenekku yang meninggal. Kali ini aku sudah tak bisa menggambarkan bagaimana sedihnyaku. Ini seperti kehilangan umma untuk yang kedua kalinya.
Aku hidup sebatang kara. Tanpa umma, tanpa appa dan Yonghwa oppa. Tanpa kakek dan nenek. Siapa lagi keluarga ku didunai ini selain mereka?
Aku hidup dengan penghasilan yang dapat mencukupiku untuk membeli sebuah apartemen. Pekerjaanku adalah sebagai pelayan disebuah restoran.
Saat aku bekerja, aku mempunyai namja chingu. Namanya Kyuhyun. Ia sangat over protective. Ia juga mudah cemburu. Tapi, ia adalah namja yang baik…
———-
“oppa, jangan tinggalkan aku lagi, oppa. Apa kau tak tahu bagaimana rasanya? Kehilangan sebuah keluarga sangat menyakitkan” ucapku sambil terus memeluk Yonghwa oppa. Aku tak mau kehilangannya lagi.
“ne, Seohyun. Mianhae, aku memang oppa yang jahat. Maafkan aku Seohyun. Berhentilah menangis. Lihatlah matamu itu. Sudah berapa hari kau tak makan? Lihat tubuhmu jadi kurus begini. Berapa hari kau tak minum? Lihat bibirmu pecah-pecah” kritiknya pada fisik ku yang sudah…entahlah, berantakan.
“oppa. Kau sangat lucu saat sedang mengkhawatirkan orang” sahutku sambil berhenti menangis dan tertawa.
Ia mengusap air mataku yang berjatuhan. Ia tersenyum padaku. Begitu juga aku. Aku memeluknya lagi. Kali ini lebih erat dari pada yang tadi.
“Seohyun. Kita harus makan dulu. Lihat tubuh kurusmu ini. Kau bisa sakit”
“aniyo, oppa. Ceritakan padaku kapan kau pulang ke korea dan bagaimana bisa kau menemukanku dijalan it…”
Aku mengingat kejadian itu lagi. Kejadian dijalan itu lagi. Mataku mulai memanas lagi.
“Seohyun, gwaenchanna?”
Ditanya seperti ini malah membuat ku semakin ingin menangis.
Air mataku tumpah lagi dan mengalir melalui pipiku. Aku sudah tak kuat dengan semua ini. Aku tak mau mengingat kejadian itu lagi.
Tapi, jika aku bertemu Kyuhyun oppa, pasti kejadian itu akan selalu terbayang di pikiranku.
“Seohyun, mengapa kau menangis? Apa ada yang salah? Gwaenchanna?”
“aniyo..oppa. gwaenchannayo” jawabku sambi berusaha tersenyum. Aku tak mau membuat Yonghwa oppa semakin khawatir. Aku harus berhenti menangis.
“baiklah. Aku akan menceritakan semuanya saat kita sudah selesai makan. Kau harus makan dulu, aku juga sangat lapar, saeng” jawabnya sambil mengelus puncak kepalaku dan tersenyum.
———-
=====At Kitchen=====
“oppa, sebenarnya ini rumah siapa?” tanya ku disela-sela kegiatan mengunyahku.
“apa kau melupakan rumah ini, hm?” jawabnya sambil terus melahap kimchi yang ada dihadapannya.
“tidak. Rumah ini memang mengingatkanku pada sesuatu. Tapi sesuatu itu membuatku sedih. Jadi aku akan berusaha untuk melupakannya, oppa” sahutku.
Aku melihat ke arah langit-langit diruang makan ini. Masih sama persis seperti dulu. Ada tulisan.
Appa + Umma = Yonghwa & Seohyun
Mataku memanas lagi melihat tulisan itu.
Tanpa sadar air mataku sudah mengalir.
“appa, umma. Jeongmal bogoshipo. Maafkan aku, umma. Karena aku belum bisa membahagiakanmu” ucapku lirih sambil terus menangis.
Ternyata Yonghwa oppa melihat ku.
“sudahlah, Seohyun. Seharian ini berapa kali kau sudah menangis? Mengapa air matamu sangat mudah keluar? Umma akan sedih melihatmu begini”
“aniyo, oppa. Aku tak sedih. Aku hanya merindukan sesosok umma, apa itu salah?” ucapku polos.
“ani”
“jika aku juga merindukan sesosok appa yang selalu mendampingiku, apa itu salah juga?”
“ani”
“apa ada jawaban lain selain ‘ani’?”
“aniyo”
“haish…oppa. ceritakan kapan kau pulang. Kita sudah selesai makan!”
“aku pulang kemarin, seohyun. Aku berjalan-jalan dulu untuk mengingat masa-masa kecil. Aku pergi kerumah ini dulu. Sangat berantakan. Banyak debu. Untung aku sudah membersihkan rumah ini. Setelah itu aku pergi kerumah kakek dan nenek. Aku sangat terpukul setelah mengetahui kakek dan nenek sudah meninggal. Aku merasa menjadi cucu yang jahat karena tidak ada disamping mereka saat hari terakhir mereka hidup. Setelah itu, aku berjalan ke bandara. Dan aku melihat mu tergeletak disana dengan wajah penuh air mata, puas?”
kakek dan nenek?
“oppa, apa kau menyayangi kakek dan nenek?”
“aku sangat menyayanginya, seohyun. Kau tak perlu bertanya”
“mengapa kau meninggalkan mereka, oppa? Apa kau tak tahu mereka sangat kawathir? Apa kau tak tahu mereka menyayangimu?!!” air mataku keluar lagi. Aku sangat emosi dan kesal pada kakakku ini.
“mian, seohyun. Jika tau akan seperti ini, aku tak akan meninggalkanmu”
“aku membencimu oppa! Kau tak pernah memikirkan perasaan orang lain! Kau egois!” tangis ku semakin keras. Aku tak bisa menahan diriku. Aku sangat merindukan kakek dan nenekku. Aku membenci jika Yonghwa oppa sudah begini.
Jika ia terlalu menginginkan sesuatu, maka ia akan berubah menjadi orang yang egois dan hanya memetingkan diri sendiri!
“apa kau tak bisa mengerti perasaan ku?? Sementara saat itu kakek dan nenek sudah tua? KAU TAK BISA MENGERTI ITU, OPPA??!!!!” bentakku padanya.
“Seohyun, aku tau aku salah, tapi aku benar-benar merindukan appa. Kau juga pasti merindukan umma, kan? Bagaimana rasa sakitnya dirimu saat merindukan umma? Sama sepertiku Seohyun” ia memelukku.
Aku baru sadar, aku memang salah. Aku tahu aku sangat sakit karena Yonghwa oppa meninggalkan ku dan kakek dan nenekku juga, tapi ternyata dibalik itu semua, ia punya alasan.
Dan alasan itu memang benar…
“mianhae, oppa” jawabku sambil membalas pelukannya.
Mengapa bahuku basah? Omo, yonghwa oppa menangis?
“oppa, sudahlah. Mengapa kau jadi ikut menangis?” ucapku berusaha melepaskan pelukannya.
“apa kau ingin melihat kakek dan nenek? Mereka dikubur berdampingan” ucapku sambil tersenyum.
“kajja”
Aku menarik tangan Yonghwa ke pemakaman tempat kakek dan nenek dimakamkan. Sebenarnya umma juga dimakamkan disana, sekalian saja menjenguk keluarga.
=====Di Kuburan=====
“oppa, disini tempatnya! Apa kau benar-benar merindukan kakek dan nenek? Iya? Jangan menangis ne oppa”
Perlahan, aku menuntun Yonghwa oppa ke tempat dimana Kakek dan nenek ku dikubur. Ternyata kuburan ini banyak dikunjungi juga.
“ini oppa. Kuburan nenek dan kakek. Yang sebelah kiri kakek yang sebelah kanan nenek. Apa kau masih ingat kuburan umma?”
“nanti dulu, seohyun. Kita harus mencabuti rumput-rumput ini agar makam kakek dan nenek terlihat bersih”
Aku mengangguk. Kemudia berjongkok dan mulai menyentuh rerumputan itu.
Aku menarik mereka agar menjauh dari kuburan nenekku. Semua rumput itu aku gusur(?)
Sementara Yonghwa oppa masih sibuk mencabuti rumput dimakam kakek.
“oppa, bolehkah aku pergi kemakan umma?” tanyaku.
“ne, jika sudah selesai, kembali lah”
“hm” jawabku dengan mengangguk. Aku berlari ketengah-tengah pemakaman ini. Tempat dimana umma ku dikubur.
Aku tercengang melihat pemandangan didepanku.
Aku tersungkur ketanah, air mataku berjatuhan.
Lagi…
Aku sudah tak tahan dengan semua ini. Aku ingin mengakhiri semua ini, aku tak kuat, Tuhan…
“OPPA!” teriakku.
Ya, aku melihat Kyuhyun oppa dan…sooyoung, lagi..
Mereka sedang berpelukan.
“Seohyun?”
Kyuhyun oppa mulai melepaskan pelukannya dengan Sooyoung dan sooyoung langsung berbalik melihat matahari tanpa melihatku.
“apa yang kau lakukan , oppa? Dengan…sooyoung? berdua…ber..berpelukan!” air mataku jatuh lagi. Aku sungguh tak kuat menahan air mata ini.
“aniyo, seohyun. Aku..aku..”
“oppa, kali ini saja, tolong hargailah aku sebagai yeoja chingumu. Apa kau tak pernah mengerti perasaanku oppa? TAK PERNAH?!!” aku terus menangis terisak-isak.
Kyuhyun oppa memelukku. Aku mencoba berontak dan memukul dadanya, tapi ia mengeratkan pelukannya padaku.
“mianhae, seohyun”
“lepaskan aku, oppa! Kau sudah tak menghiraukanku kemarin, aku terima. Tapi untuk kali ini, TIDAK AKAN!!! Kau sudah keterlaluan oppa! Kau berselingkuh dengan gadis itu!” aku sungguh tak kuat.
Kyuhyun oppa mulai melonggarkan pelukannya.
Aku mulai terduduk disana.
“seo..”
“pergi, oppa!!! Aku tak mau melihatmu!!!” tangisku kembali pecah. Aku tak tahu seberapa bencinya aku sekarang pada namja ini. Yang jelas, aku sangat membencinya…
Ia pergi, tapi tak lupa mengajak gadis itu. Itu semakin membuat ku sakit, apa kau tak mengerti, oppa? Apa kau tak pernah bisa membuatku bahagia, sekali saja?
Aku memeluk lututku dan menangis tepat disamping makam umma.
“umma, sebesar apa dosaku??? Mengapa semua orang pergi meninggalkanku, umma??? Semua orang tak pernah mengerti perasaanku. Semua orang seperti Yonghwa oppa dan Kyuhyun oppa tidak mengerti perasaanku. Mereka pergi meninggalkanku sendiri umma!!!” ucapku sambil terus menangis.
“umma, aku membutuhkanmu. Aku tak kuat hidup seperti ini!! Ini sangat menyakitkan, umma!!!! Bantu aku!!! Bawa aku pergi dari hidup yang salah ini umma!!!” aku terus menangis, tak peduli sebesar apa tangisanku, tak peduli dengan suasana disini. Yang jelas, aku sudah sakit…
To Be Continue

1 komentar: